Pertemuan Kepala MTsN 2 Tuban dengan Kepala Madrasah Pertama: Meneladani Gigihnya Perjuangan Pendidikan

Pagi ini, Jum'at (22/8/2025) suasana di MTs Negeri 2 Tuban terasa hangat dan penuh makna dengan datangnya tamu istimewa. Asy-sabiqunal awwalun kepala madrasah pertama, Bapak Zainal Muttaqin, berkunjung langsung ke madrasah untuk bersilaturahmi dengan Kepala MTsN 2 Tuban, Ali Maghfur. Beliau adalah sosok pejuang pendidikan yang merintis lembaga ini sejak masih bernama MTs Beron, dengan status swasta, jauh sebelum resmi menjadi MTs Negeri 2 Tuban seperti saat ini.

Dalam pertemuan tersebut, terjalin dialog penuh hikmah. Banyak hal dibicarakan, namun benang merahnya adalah semangat perjuangan di dunia pendidikan. Bapak Zainal Muttaqin menceritakan bagaimana awal mula mendirikan madrasah dengan segala keterbatasan, sekaligus membakar semangat untuk terus gigih dalam mengukir impian besar.

Beliau menegaskan, perjuangan mendirikan dan membesarkan lembaga pendidikan bukan hanya soal usaha lahir, tetapi juga ikhtiar batin. Dengan kerja keras di siang hari dan doa di malam hari, sedikit demi sedikit cita-cita membangun madrasah yang besar dan bermartabat dapat dirintis.

Sebagai pesan berharga untuk seluruh keluarga besar MTsN 2 Tuban, beliau berujar:

“Mari bersama-sama kita kembangkan, kita tingkatkan kualitas, memberikan pelayanan prima, intinya selalu berbenah untuk lebih baik lagi,” tutur Bapak Zainal Muttaqin.

Kepala MTsN 2 Tuban menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas nasihat tersebut. Menurutnya, sejarah perjuangan para pendahulu merupakan pondasi penting yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus.

“Madrasah ini berdiri kokoh hari ini berkat cucuran keringat, doa, dan pengorbanan para pejuang pendidikan terdahulu. Kami yang melanjutkan harus menanamkan semangat itu, agar MTsN 2 Tuban semakin maju, berprestasi, dan bermanfaat bagi umat,” ungkap Kepala MTsN 2 Tuban.

Pertemuan ini juga diwarnai dengan momen penuh keakraban, mulai dari salaman hangat, obrolan santai, hingga foto bersama sebagai dokumentasi sejarah. Suasana terlihat begitu khidmat namun penuh rasa kekeluargaan.

Pertemuan yang berlangsung sederhana namun sarat makna ini menjadi pengingat bahwa sebuah lembaga besar lahir dari mimpi, doa, dan perjuangan tanpa henti. (Qom)